Minggu, 16 Januari 2011

Silaturahmi Cinta (1)


Oleh: Ir. Ahmad Jauhari, MSi

Rasulullah Saw bersabda:
“Orang-orang yang memberikan cinta kasih itu diberi rahmat oleh Allah Swt, maka tebarkanlah cinta kasih kepada orang yang ada di muka bumi dan Allah Swt akan memberikan rahmat kepadamu.”
(HR At-Turmudzi)

          Salah satu ajaran Islam yang sarat dengan nilai universal adalah ajaran tentang silaturahmi. Pada dasarnya keberadaan manusia di muka bumi ini adalah selalu membutuhkan keberadaan dan bantuan orang lain. Tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Manusia sebagai bagian dari unsur lingkungan hidup keberadaannya sangat dipengaruhi atau juga mempengaruhi unsur lingkungan hidup yang lain.
          Intensitas dan kualitas hubungan relasi antar manusia dan bahkan antara manusia dengan makhluk hidup lain yang ada di lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh pada keutuhan dan keberadaan umat manusia. Islam mewadahi prinsip hubungan relasi antar makhluk hidup ini dalam sebuah kata yang dinamakan silaturahmi. Dari Aisyah ra, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Rahim itu tergantung di langit. Dia berkata: Siapa yang menemuiku maka dia pasti ditemui Allah Swt dan siapa yang memutuskanku maka dia pasti diputuskan oleh Allah.” (HR Muslim).
          Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita agar supaya kita dapat “menjumpai” Allah Swt atau kita “dijumpai” oleh Allah Swt, yaitu dengan cara menebar cinta kasih dengan bersilaturahmi kepada sesama manusia. Hal ini dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. Dari Abdillah bin Umar, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Orang-orang yang memberikan cinta kasih itu diberi rahmat oleh Allah Swt, maka tebarkanlah cinta kasih kepada orang yang ada di muka bumi dan Allah Swt akan memberikan rahmat kepadamu.” (HR At-Turmudzi).
          Kita diajarkan untuk rajin menyambung silaturahmi, menyambung komunikasi, membagi simpati dan menebarkan empati kepada berbagai kalangan, berbagai strata sosial ekonomi, terutama kepada warga masyarakat yang sedang tidak beruntung, sedang sakit, kekurangan pangan, masyarakat miskin dan sebagainya. Setiap orang dari berbagai strata dan kelompok masyarakat dipastikan memiliki persoalannya sendiri-sendiri karenanya masing-masing mesti disapa secara khusus sesuai kebutuhan masing-masing.
          Kita perlu terus mendorong diri kita sendiri, keluarga kita, saudara kita, teman kita dan kita semua untuk terus menjalin silaturahmi, menebar cinta kasih kepada sesama, menyapa masyarakat yang sedang tidak beruntung, membagi kebahagiaan kepada masyarakat miskin dan lain sebagainya. Tidak sepantasnya kita menghalangi, mengkritik atau bahkan memarahi seseorang yang rajin bersilaturahmi, mendatangi sesama warga masyarakat Indonesia di pelosok-pelosok desa yang tidak mendapatkan keadilan pembangunan.
Seharusnya kita terus mendorong agar semakin banyak warga masyarakat yang bersilaturahmi mendatangi warga masyarakat miskin dan memberikan bantuan kepada mereka serta memberikan dorongan dan semangat agar mereka dapat bangkit dari keterpurukan hidupnya.*

Tidak ada komentar: