Kamis, 15 Maret 2012

Muthi’ah, Wanita Penghuni Surga


Suatu ketika Fatimah (putri Rasulullah SAW) bertanya kepada Rasulullah SAW. "Siapa perempuan yang kelak pertama kali masuk ke dalam surga?

Rasulullah SAW menjawab, "Dia adalah seorang wanita yang bernama Muthi'ah."

Fatimah pun terkejut, ternyata bukan dirinya seperti yang dibayangkannya, mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rasulullah SAW sendiri. Maka timbulah keinginan Fatimah untuk mengetahui siapa dan apa yang telah dilakukan seorang wanita yang bernama Muthi'ah. Siapakah sesungguhnya Muthi'ah? Apakah istimewanya seorang Muthi'ah? Sehingga Rasullullah SAW mengatakan bahwa dialah wanita yang lebih dulu masuk surga?

Saat berkunjung ke rumah Muthi'ah ternyata tidak ada yang istimewa, namun ada yang menarik perhatian Fatimah sesuatu yang tergantung di dinding ruangan yang menurut Muthi'ah di mana suaminya biasanya tidur. Benda yang tergantung adalah sehelai handuk, sebuah kipas dan sebilah rotan.

Saat Fatimah bertanya, Muthi'ah lalu menjelaskan, setiap kali suaminya pulang dari bekerja, badannya selalu penuh keringat karena memang ia bekerja sebagai buruh. "Handuk itu selalu aku gunakan untuk mengelap keringat yang mengalir di seluruh tubuh suamiku. setiap hari," ujar Muti'ah.

Setelah keringatnya kering, suami Muthi'ah biasa berbaring sambil melepas lelah. "Saat berbaring itu, dengan kipas itulah aku selalu mengipas-mengipas tubuh suamiku yang kegerahan dan kecapaian, biasanya sampai ia tertidur. setiap hari," Muthi'ah menjelaskan fungsi kipas tersebut. Setelah bangun dari tidurnya, barulah suaminya pergi mandi sementara Muthi'ah menyiapkan hidangan untuk makan.

"Lalu untuk apa sebilah rotan itu?"

Begitu suaminya sudah duduk di hadapan hidangan, Muthi'ah selalu berkata, "Ya suamiku, hanya ini yang dapat aku hidangkan hari ini. Sekiranya tidak memenuhi seleramu, rotan itu masih tergantung di sana, maka pukullah aku dengan rotan itu."

Fatimah, putri Rasulullah yang cerdas itu pun mengerti mengapa Muthi'ah termasuk wanita pertama penghuni surga. (taryono/harian terbit/15-3-2012)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

“Fatimah pun terkejut, ternyata bukan dirinya seperti yang dibayangkannya, mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rasulullah SAW sendiri.”

Terdapat kejanggalan dari cerita ini, dari mana periwayat cerita ini bisa tau isi pikiran Fatimah Azzahra, dan ini juga bertentangan dengan hadis2 yang menyatakan bahwa Fatimah Azzahra adalah Wanita penghulu surga. Hati2 dengan cerita2 yang didalamnya terdapat pesan moral yang baik tapi terdapat konsekwensi didalamnya yaitu menggugurkan hadis2 shahih yang menyatakan sebaliknya. Selain itu cerita diatas tidak memiliki dasar atau sanad yang jelas.

Pertanyaannya juga apakah berbaktinya Mut’iah kepada suaminya itu sudah melebihi bakti Fatimah Azzahra terhadap suaminya Imam Ali?
Apakah hanya dengan kelebihan bakti istri kepada suami dapat mengangkat derajatnya melebihi Fatimah Azzahra?
Bukankah Syurga itu memiliki tingkatan2nya masing2? apakah dengan istri yang berbakti kepada suami itu dapat menjadikannya memperoleh surga tingkat tertinggi (menurut pemahaman saya penghulu surga adalah yang pertama masuk dan berada pada tingkatan tertinggi).

referensi:
Bahwa ada malaikat yang datang menemui Rasulullah SAW dan berkata “sesungguhnya Fathimah adalah penghulu seluruh wanita di dalam surga”.
(Hadis riwayat Al Hakim dalam Al Mustadrak dengan sanad yang baik).

Rasululah SAW bersabda kepada Fathimah“ Tidakkah Engkau senang jika Engkau menjadi penghulu bagi wanita seluruh alam”
(Hadis riwayat Al Bukhari dalam kitab Al Maghazi) .

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Fathimah, tidakkah anda puas menjadi sayyidah dari wanita sedunia (atau) menjadi wanita tertinggi dari semua wanita dari ummat ini atau wanita mukmin”
(Hadis dalam Sahih Bukhari jilid VIII, Sahih Muslim jilid VII, Sunan Ibnu Majah jilid I hlm 518 ,Musnad Ahmad bin Hanbal jilid VI hlm 282,Mustadrak Al Hakim jilid III hlm156).

Rasulullah SAW bersabda” Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahim istri Firaun.
(Hadis shahih riwayat Ahmad,Thabrani,Hakim,Thahawi dalam Shahih Al Jami’As Saghir no 1135 dan Silsilah Al Hadits Al Shahihah no1508).